Keterbatasan lahan tidak menghalangi upaya menghijaukan kota-kota dunia. Atap dan tembok (green roofdan green wall) di perkotaan akan terus berkembang menjadi lahan baru penghijauan kota.
Upaya ini sejalan dengan aksi mengatasi krisis polusi udara, peningkatan suhu di perkotaan (heat-island effect) sekaligus dampak perubahan iklim serta pemanasan global.
Kesimpulan tersebut terungkap dalam hasil penelitian Lux Research yang dirilis Kamis (18/10). Pasar industri penghijauan atap dan tembok di perkotaan terus tumbuh dengan pesat.
Menurut Lux Research, nilainya akan mencapai US$7,7 miliar pada 2017. Luas atap yang telah ditanami oleh vegetasi (green roof) akan meningkat 70% menjadi 204 juta km2.
Pertumbuhan industri atap dan tembok hijau ini didorong oleh mandat serta insentif dari pemerintah kota di seluruh dunia sebagia bagian dari upaya menciptakan kota hijau (green city).
Pertumbuhan industri ini juga membuka peluang pasar bagi para penyedia bahan-bahan pendukung lain untuk menciptakan atap dan dinding hijau seperti pelapis kedap air dan lapisan geosintetis senilai US$2 miliar.
Sementara itu, pasar dinding bervegetasi (green walls) akan tumbuh menjadi US$680 juta dan memerlukan bahan baku dan wahana tumbuh dengan nilai pasar mencapai US$200 juta.
Menurut Aditya Ranade, peneliti senior dari Lux Research, walau bisnis tanaman yang terintegrasi pada gedung (building-integrated vegetation) masih sulit berkembang, namun peluang baru muncul dengan diberikannya mandat dan insentif untuk industri ini oleh pemerintah kota. Aditya adalah penulis utama laporan yang berjudul “Building-Integrated Vegetation: Redefining the Landscape or Chasing a Mirage?” ini.
Para peneliti dari Lux Research juga menemukan berbagai faktor pendorong dan penghambat perkembangan pasar atap dan tembok hijau ini.
Walau atap dan tembok hijau memberikan banyak manfaat, namun biaya untuk menciptakan atap dan tembok hijau lebih mahal dibanding biaya penanaman vegetasi di lokasi yang lain.
Biaya pemasangan atap hijau mencapai US$300/m2 hingga US$500/m2 sementara untuk tembok hijau biayanya mencapai $900/m2 hingga $1,100/m2.
Sejumlah kota-kota besar dunia menjadi pelopor tren atap dan dinding hijau ini seperti London, New York, Singapura dan Tokyo. Menurut Lux Research, perkembangan industri atap dan dinding hijau ini akan sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut.
Source: hijauku.com
0 komentar:
Posting Komentar